This is featured post 1 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

This is featured post 2 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

This is featured post 3 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

This is featured post 4 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

This is featured post 5 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

Group Band

0 komentar

TinjauanTinjauanTinjauanTinjauanDec 20, '07 5:59 AM
untuk semuanya
Kategori:Musik
JenisRock
Artis:Bon Jovi
Bon Jovi
Bon Jovi adalah kelompok musik rock dari New Jersey, Amerika Serikat. Mereka telah menjual lebih dari 40 juta album di Amerika Serikat dan lebih dari 120 juta keping album di seluruh dunia sejak berdirinya pada tahun 1984. Mereka telah membuat 10 album studio, yaitu Bon Jovi, 7800° Fahrenheit, Slippery When Wet, New Jersey, Keep The Faith, These Days, Crush, Bounce, Have A Nice Day, dan Lost Highway. Beberapa hitsnya antara lain : Runaway, She Don't Know Me, Hardest Part Is The Night, Only Lonely, Silent Night, Tokyo Road, Livin' On A Prayer, Wanted Dead Or Alive, Lay Your Hands On Me, Bad Medicine, I'll Be There For You, Born To Be My Baby, In These Arms, Keep The Faith, Dry Country, Bed Of Roses, This Ain't A Love Song, It's My Life, Thank You For Loving Me, Next 100 Years, Everyday, Misunderstood, All About Lovin' You, Have A Nice Day, Welcome To Wherever You Are, I Am, Last Cigarette, I Want To Be Loved, Who Says You Can't Go Home, dan yang terakhir (You Want To) Make A Memory.

History
Awal mula
Kisah Bon Jovi bermula dari daerah Sayreville, New Jersey. Ketika itu Jon Bon Jovi (vokalis dan gitaris Bon Jovi) dan kedua saudaranya diangkat oleh Carol dan John Bongiovi. Sejak umur 10, Jon kecil sering ke klub lokal. Ia yakin suatu hari ia akan menjadi bintang rock. Panggungnya sangat dekat dengan rumah Jon. Saat berusia 16 tahun, Jon bermain dari satu klub ke klub lainnya. Namun, tak perlu waktu lama untuk menggaet David Bryan (keyboardis Bon Jovi). Bryan memainkan lagu-lagu R&B, dan bandnya adalah Atlantic City Expressway. Jon juga bermain bersama The Rest, The Lechers, dan John Bongiovi And The Wild Ones. Sementara itu, Richie Sambora (gitaris Bon Jovi) bergabung dalam band Extreme, band dengan sedikit sentuhan funk dan fusion outfit, sebelum menggaet Alec John Such (mantan bassis Bon Jovi) ke dalam band bernama The Message. Setelah The Message pecah, Alec bergabung bersama Tico Torres (drummer Bon Jovi) dalam Phantom's Opera. Namun formasi inti Bon Jovi belum terbentuk sampai Maret 1983. Pada suatu saat yang tepat, tempat yang tepat, dan orang yang tepat, Jon bekerja sebagai penyapu lantai pada sebuah studio rekaman. Jon telah menulis Runaway, dan dengan back-up orang studio yang disewa sepupu Jon, Tony Bongiovi, Jon merekam Runaway. 5 orang yang membantu Jon merekam Runaway adalah : Dave "The Snake" Sabo (gitaris), Tim Pierce (gitaris), Hugh McDonald (bassis), Roy Bittan - (keyboardis), dan Frankie LaRocha - (drummer). Stasiun radio lokal memperkenalkan Runaway pada pita kompilasi. Segera lagu itu sering diputar di radio karena diminta pendengarnya. Kesuksesan dari Runaway membuat Jon berfikir, ia harus punya personil inti jika ingin sukses dengan melakukan perjalanan antar klub untuk mendukung singelnya itu. Mulanya, Jon menarik Alec dan Tico, lalu David Bryan (sebelumnya sudah masuk), lalu gitaris Dave "The Snake" Sabo, yang kemudian masuk ke Skid Row, dan akhirnya, Dave diganti oleh Richie. Mereka memulai pertunjukan di New York. Band ini akhirnya bergabung dengan perusahaan rekaman Derek Shulman dengan PolyGram-nya. Band ini mulanya bernama Victor, John Lightening, Jon Bongiovi's, dan akhirnya berubah nama menjadi Bon Jovi.

1980-an
Album pertama mereka dinamai sesuai nama band mereka, yaitu Bon Jovi. Album ini dirilis tanggal 21 Januari 1984. Ciri khas Bon Jovi adalah musik rock ballad, memberikan tune-tune dan mendahulukan riff-riff gitar serta menciptakan melodi yang baik. Hasilnya album ini meraih gold karena berhasil terjual sebanyak 500 ribu keping. Album yang terasa berat dan penuh penjiwaan ini bercerita tentang bagaimana menjadi seorang anak remaja. Album ini menelurkan 2 hit, yaitu Runaway dan She Don't Know Me. Pada tahun 1985, Bon Jovi merilis album 7800° Fahrenheit, yang terjual kurang lebih sama seperti album sebelumnya. Album ini memperkenalkan hit singles berjudul Hardest Part Is The Night, Only Lonely, Tokyo Road, dan Silent Night. Setahun kemudian, lagi-lagi Bon Jovi mengeluarkan album. Kali ini berjudul Slippery When Wet, yang menghasilkan hits Livin' On A Prayer dan Wanted Dead Or Alive. Album ini telah terjual sebanyak 26 juta copies di seluruh dunia sampai sekarang. Album Slippery When Wet menduduki tangga album teratas di Amerika Serikat. Tahun 1988, Bon Jovi kembali dengan album berjudul New Jersey. Album ini mencetak singles Lay Your Hands On Me, Bad Medicine, I'll Be There For You, dan Born To Be My Baby. Album ini juga meraih peringkat album teratas di Amerika Serikat. Prestasi sama juga ditorehkan di Inggris. Album ini sudah terjual sebanyak 18 juta keping.

1990-an
Selama 6 tahun Bon Jovi tidak merilis album. Tidak heran kalau berkembang rumor bahwa Bon Jovi sudah bubar. Lagipula, vokalis sekaligus gitaris Bon Jovi, Jon Bon Jovi, memiliki proyek solo yaitu album Blaze Of Glory yang merupakan sountrack film Young Guns II, yang berhasil meraih predikat "The Best Sountrack Album". Album ini berhasil menghasilkan hits Blaze Of Glory. Untuk menuntaskan rumor itu, pada tahun 1992, Bon Jovi mengeluarkan album yang kali ini diberi tajuk Keep The Faith. Album ini mencetak hits berjudul Keep The Faith, In These Arms, Dry Country, dan Bed Of Roses. Peringkat no.1 tangga album di Inggris berhasil diraih album ini. 2 tahun kemudian, Bon Jovi merilis album Cross Road. Materi album ini adalah lagu-lagu hits dari tahun 1984-1992 ditambah 2 lagu baru, yaitu Always dan Someday I'll Be Saturday Night. Track 10 dirilis berbeda-beda di beberapa wilayah. Di Jepang Track 10 adalah Tokyo Road dari album 7800° Fahrenheit. Di Amerika Serikat, ada Prayer'94 (remix dari lagu Livin' On A Prayer dalam album Slippery When Wet). Di negara-negara lain adalah In These Arms (Keep The Faith). Album ini juga meraih peringkat album nomor wahid di Inggris. Pada bulan Juli 1995, Bon Jovi kembali dengan album These Days. Lagi-lagi album ini laris-manis karena hits berjudul This Ain't A Love Song dan Lie To Me. Namun, posisi sang pencabik bas, Alec John Such, diganti oleh Hugh McDonald (anggota tidak resmi) karena ketergantungan kepada obat terlarang. Album ini juga berhasil menduduki tangga album teratas di Inggris. Pada tahun 1999, Jon Bon Jovi mengeluarkan album solo keduanya yang berjudul Destination Anywhere.

2000-an
Setelah 3 tahun vakum, Bon Jovi kembali pada tahun 2000 dengan album Crush. Album ini meledak di seluruh dunia dengan hitsnya yaitu It's My Life, Thank You For Loving Me, dan Next 100 Years. Album ini terjual 15 juta keping di seluruh dunia dan meraih peringkat tangga album teratas di Inggris. Tahun 2002, Bon Jovi merilis album Bounce yang berhasil mempopulerkan hits Everyday, Misunderstood, dan All About Lovin' You. Album ini nuansa rocknya tidak terlalu pelan, juga tidak terlalu keras. Pada November 2003, Bon Jovi merilis album This Left Feels Right. Materinya adalah lagu-lagu lama yang diaransemen ulang dari tahun 1984-2002. Pada September 2005, mereka merilis album Have A Nice Day. Hitsnya adalah Have A Nice Day, Last Cigarette, I Want To Be Loved, Welcome To Wherever You Are, I Am, dan Who Says You Can't Go Home. Pada pekan pertama, album Have A Nice Day terjual sebanyak 202 ribu keping. Lagu Who Says You Can't Go Home meraih penghargaan Grammy, yaitu "The Best Country Collaboration With Vocal". Bon Jovi kembali membuat album terbaru pada tahun 2007, yang berjudul Lost Highway. Hitsnya adalah (You Want To) Make A Memory. Walaupun enak didengar, hanya satu lagu yang melodinya kuat, yaitu Til We Ain't Strangers Anymore. Lagu lainnya berunsur rock yang ditambah dengan musik country di sana-sini. Nuansa rock dalam album ini serba tanggung, karena tidak terlalu keras, juga tidak terlalu pelan. Dalam album ini, Bon Jovi berkolaborasi dengan 2 musisi country, yaitu Big & Rich dan Le-Ann Rimes. Album ini mencatat prestasi penjualan album Bon Jovi terbanyak dalam sepekan yang berjumlah 292 ribu.



TinjauanTinjauanTinjauanDec 17, '07 5:09 PM
untuk semuanya
Kategori:Musik
JenisLainnya
Artis:Ungu
Ungu
Ungu adalah grup musik Indonesia yang beranggotakan Pasha (penyanyi), Makki (bass), Enda (gitar), Oncy (gitar), dan Rowman (drum). Sampai tahun 2007 mereka telah menghasilkan 4 album dan 2 album mini.

Karier
Ungu terbentuk tahun 1996. Motor pembentuknya adalah Ekky (gitar) dan saat itu vokalisnya adalah Michael, sedangkan drum dipegang oleh Pasha Van derr Krabb. Tahun 1997, saat Ungu hendak manggung, Pasha Van derr Krabb 'menghilang' dan posisinya digantikan oleh Rowman. Enda yang sebelumnya adalah roadies-nya Ekky juga ikut bergabung dengan Ungu.

Tahun 2000, Ungu mulai mempersiapkan album pertama mereka, yang akhirnya dirilis 6 Juli 2002 bertajuk Laguku. Sebelumnya, Ungu ikut mengisi 2 lagu di album kompilasi Klik bersama Lakuna, Borneo, Piknik, dan Energy. Ke dua lagu tersebut adalah "Hasrat" dan "Bunga". Single pertama album ini, "Bayang Semu" menjadi ost. sinetron ABG (RCTI). Meski terbilang sukses, album ini baru mendapat Platinum Award setelah hampir 2 tahun album ini dirilis.

Saat hendak masuk dapur rekaman untuk album kedua, Ekky memutuskan keluar. Oncy yang saat itu baru keluar dari Funky Kopral dipilih untuk menggantikan Ekky. Album kedua Ungu Tempat Terindah dirilis Desember 2003. Album ini menjagokan "Karena Dia Kamu" sebagai single pertama dan "Suara Hati" dipilih sebagai single kedua. Baru empat bulan dirilis, penjualannya telah mencapai 80.000 (delapan puluh ribu) kopi. Jumlah yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan album pertama yang 'telah' mendapatkan platinum (150.000 kopi) dalam hitungan waktu satu setengah tahun.

Pada tahun 2005, Ungu menjadi salah satu artis yang berkolaborasi dengan Chrisye di album terbaru Chrisye, "Senyawa".

Album Melayang dirilis Desember 2005. Di albumnya yang ketiga dengan single "Demi Waktu", Ungu mendapat double platinum.Dengan hits Demi Waktu mengantarkan Ungu jadi MTV Exclusive Artis di bulan Desember 2005. Gaung "Demi Waktu" merambah negeri Jiran, Malaysia. Empat perusahaan label berebut untuk mendapatkan hak edar di sana. SRC, perusahaan yang menaungi Siti Nurhaliza akhirnya keluar sebagai pemenang.

Ungu mengeluarkan sebuah mini album untuk menyambut Ramadhan 1427 H bertajuk SurgaMu yang dirilis September 2006.Hanya dalam tempo sepuluh hari sejak rilis mini album SurgaMu, telah terjual sebanyak 150 ribu keping.Bahkan Wakil Presiden Yusuf Kalla memberi penghargaan 'Inspiring' atas album religi SurgaMu. Sayangnya, saat hendak menerima penghargaan di istana Wapres, Ungu yang mengenakan setelah jas yang dipadu celana jeans ditolak masuk ke dalam istana, dengan alasan pakaian yang tak sesuai dengan protokoler istana.

Dalam Penghargaan MTV Indonesia 2006, Ungu masuk dalam 3 nominasi, yaitu Most Favorite Group/Band/Duo, Best Director "Demi Waktu" Abimael Gandy, dan Video of the Year "Demi Waktu".

Ungu dengan dukungan "A Mild Live Productions" dan "Trinity Optima Productions" membuat buku biografi. Buku yang diberi judul "A Mild Live Ungu Book Magazine" itu diluncurkan pada Kamis, 10 Mei 2007, di Jakarta. Dicetak sebanyak 40 ribu eksemplar, buku tersebut memuat biografi masing-masing personil, diskografi Ungu, foto-foto, dan bahkan chord lagu-lagu Ungu.

Ungu juga sering terlibat dalam pembuatan album soundtrack. Ungu pernah menyumbangkan lagu untuk film Buruan Cium Gue yang dilarang edar. Ungu pun menyumbangkan 3 buah lagu untuk film Coklat Stroberi yakni dua lagu baru, "Disini Untukmu" dan "Sahabatku", serta mengikutkan lagu "Berjanjilah" dari album ketiga mereka Melayang.

Dalam ajang "SCTV Music Awards 2007" di Balai Sidang Jakarta (JHCC), Ungu mendapat 4 kemenangan. Album SurgaMu yang diproduseri Trinity/Prosound membawa Ungu menjadi penerima penghargaan 'Album Religi', 'Lagu Paling Ngetop' dan 'Video Klip Paling Ngetop' untuk lagu "Andai Kutahu". Sedangkan Melayang dengan lagu andalan "Tercipta Untukmu" memenangkan kategori 'Album Pop Rock Duo/Grup'.

Ungu kembali merilis album reguler keempatnya bertajuk Untukmu Selamanya. Album ini di-launching di empat negara sekaligus, yaitu 9 Agustus 2007 di Kuala Lumpur, Malaysia, 10 Agustus 2007 di Singapura, 12 Agustus 2007 Hongkong dan puncaknya 15 Agustus 2007 di Jakarta, Indonesia. Lagu andalan dalam album ini antara lain, "Kekasih Gelapku", "Cinta dalam Hati", "Apalah Arti Cinta" dan "Ijinkan Aku".

Menyambut Ramadhan 1428 H, Ungu merilis album religi lagi yang berbentuk mini album bertajuk Para Pencari-Mu. Dalam album ini Ungu berkolaborasi dengan ustad Jeffry Al Buchori. Album ini hanya berisi lima lagu, yaitu "Para PencariMu", "Sembah Sujudku", "Surga Hati", "Sesungguhnya", dan "Tuhanku". Sebelum mini album ini dirilis, tiga dari lima lagu telah terpilih sebagai soundtrack sinetron religi yang tayang selama Bulan Ramadhan.

Ungu kembali meraih penghargaan untuk kategori 'Band Ngetop' di ajang SCTV Awards 2007, yang berlangsung di JCC Senayan Jakarta, Jumat, 24 Agusutus 2007. Dalam ajang itu, Ungu berhasil menyisihkan grup band lainnya, seperti Ada Band, Peterpan, Radja, dan pendatang baru yang mendadak populer, Kangen Band. Pada tahun 2007, Ungu bersama Samsons dan Naff, dijuluki 'The Rising Star' band oleh penyelenggara konser musik akbar Soundrenaline, A Mild Live Productions dan Deteksi Productions, juga oleh raksasa label rekaman Musica Studio.

TinjauanTinjauanTinjauanTinjauanDec 11, '07 4:28 AM
untuk semuanya
Kategori:Musik
JenisLainnya
Artis:Tipe-X
Tipe-X
Tipe-X dibentuk pada bulan September 1995 (dengan nama Head Master). Saat ini Tipe-X terdiri dari 7 personel yaitu Tresno Riadi (vokal), Micky (bass), Yoss (gitar), Aditya Pratama (drum), Billy (gitar), Anto (trombone), dan Andi Toha (saksofon).

Perjalanan Karier
Tipe-X band dibentuk pada bulan September 1995 (dengan nama Head Master). Formasi awal ketika itu adalah Tresno (vokal), Micky (bass), Yoss (gitar), dan Hendro (Drum). Ketika itu Tipe-X sering membawakan lagu-lagu milik Red Hot Chilli Peppers (RHCP). Kemudian mereka sadar bahwa pada saat pementasan musik yang dibawakan oleh tipe-X terasa kurang "penuh", lalu mereka sepakat untuk menambah seorang gitaris lagi untuk rhytm gitar, yaitu Irul.

Setelah Irul masuk, Tipe-x tidak lagi membawakan lagu lagu RHCP, tetapi mulai mencoba memainkan suatu aliran baru yang ketika itu masih asing dan begitu dikenal di Indonesia, yaitu ska. Lagu-lagu ska yang mereka bawain ketika itu adalah lagu millik band ska luar yaitu Voodoo Glow Skull dan Operation Ivy. Mereka juga mulai belajar untuk membuat lagu lagu sendiri, dan rajin manggung di pentas musik dan panggung underground. Tipe-X pernah meraih juara band Favorit di Festival Musik Alternatif.

Supaya nuansa skanya lebih kerasa mereka pun mulai menambah personil untuk posisi Brass Section yaitu Andi pada Trumpet dan additional player untuk trombone yaitu Edhot. Mereka mulai berinisiatif untuk memperkenalkan musik yang kita mainkan juga lagu yang kita ciptakan secara lebih luas dengan mengirimkan demo lagu Frustasi ke acara Ekpresi Indosiar dan demo lagu Bebas Pusing yang dikirim ke IndieLapan Prambors dan masuk peringkat lima. Setelah itu Tipe-x semakin rajin manggung, sampai akhirnya Pops yang dikomandani Dodo Abdullah tertarik.. dan Tipe-X mulai rekaman.

Album pertama mereka, Ska Phobia dirilis tahun 1999 dengan lagu andalan Genit dan Angan. Dua tahun kemudian, mereka kembali mengeluarkan album bertajuk Mereka Tak Pernah Mengerti (2001). Album ini mempunyai satu lagu jagoan yang bertitel "Salam Rindu" yang video klipnya dibuat oleh Dimas Djayadiningrat dari rumah produksi Millenium.[1] Album ini dianugerahi Triple Platinum. Album ketiga dirilis tahun 2003 bertajuk Super Suprise. Kali ini posisi drum digantikan oleh Aditya Pratama alias Adi, mantan penggebuk drum grup Teaser, yang menempati posisi yang ditinggalkan oleh Hendro.[2]

Discography Hitam Putih adalah album keempat Tipe-X yang dirilis 2005. Peluncuran album ini juga merupakan ulang tahun tipe-x ke sepuluh. Album yang masih diproduksi Pops Musik ini menyajikan 10 tembang lagu yang mengandalkan lagu "Kamu Ngga' Sendirian" sebagai single pertama.[3] Dua tahun kemudian mereka merilis album 'the best' yang bertajuk A Journey. Untuk itu, lagu-lagu yang pernah ngetop di tahun 90-an, seperti "Sakit Hati", "Genit", "Salam Rindu", dan "Mawar Hitam" menjadi andalannya. Sisanya, racikan baru termasuk "Kamu Penipu" ciptaan Tresno dijadikan single pertama album ini

TinjauanTinjauanTinjauanTinjauanTinjauanNov 26, '07 10:49 AM
untuk semuanya
Kategori:Musik
JenisRock
Artis:Linkin Park
Linkin Park adalah grup band beraliran nu metal yang berasal dari Aguora Hills, California, di Amerika Serikat. Mereka sempat beberapa kali berganti nama, antara lain Xero, Hybrid Theory, hingga nama Linkin Park sampai sekarang. Nama "Linkin Park" sendiri merupakan plesetan dari nama sebuah taman di Los Angeles, "Lincoln Park" . Ada pula yang mengatakan, namanya harusnya dieja "Linkin' Park" (Linking Park) yang artinya "taman yang berhubungan".

Sebelum Chester Bennington menjadi vokalis band ini, Mark Wakefield lebih dulu menjadi vokalisnya. Namun, ia keluar dari band untuk menjadi manajer grup musik Taproot. Bassis Dave Farrell alias "Phoenix" juga pernah keluar sebentar dari Linkin Park untuk mengikuti tur bersama band lamanya, Tasty Snax. Sedangkan 4 personil lainnya selalu bertahan di Linkin Park sejak awal pembentukannya.

Linkin Park telah merilis 3 album studio, yaitu "Hybrid Theory", "Meteora", dan "Minutes To Midnight". Mereka juga merilis "Live In Texas", "Reanimation", dan "Collision Course", serta "Hybrid Theory EP". Linkin Park sukses dalam mempopulerkan lagu-lagunya seperti Crawling, In The End, Numb, Somewhere I Belong, dan What I've Done.

Sejarah Linkin Park
Awal pembentukan Linkin Park yaitu pertemuan Mike Shinoda dan Brad Delson (gitaris Linkin Park) di kelas 7. Lalu mereka membentuk band bernama "Xero". Brad juga bermain untuk band "Relative Degree", salah satu personilnya yaitu Rob Bourdon (drummer Linkin Park). Mike berkenalan dengan Rob melalui Brad dan Rob bergabung dengan Xero. Saat kuliah, Brad berkenalan dengan Dave "Phoenix" Farrell (bassis Linkin Park) yang merupakan teman sekamar Brad. Mike, yang mengambil jurusan ilustrasi di Universitas Pasadane Art, bertemu dengan Joseph Hahn (turntablis Linkin Park). Kemudian, Dave Farrell dan Joseph Hahn bergabung bersama Xero. Dave sempat meninggalkan Xero untuk bergabung kembali ke band lamanya, Tasty Snax.

Mulanya, mereka merekrut Mark Wakefield sebagai vokalis, lalu diambil alih oleh Chester Bennington (mantan vokalis Grey Daze) sampai sekarang, sedangkan Mike lalu jadi emcee (rapper). Sialnya, karena nama Xero sudah dipakai grup lain, mereka terpaksa mengganti nama menjadi "Hybrid Theory". Lalu, Hybrid Theory menandatangani kontrak dengan perusahaan rekaman bernama Warner Bros. Records setelah sukses meluncurkan EP yang bertajuk "Hybrid Theory EP" pada tahun 1999 sebanyak seribu keping

Sekali lagi, mereka terpaksa mengganti nama karena nama "Hybrid Theory" mirip dengan nama grup musik "Hybrid" yang berasal dari Wales. Daripada dianggap band yang sama, mereka memilih berubah nama lagi menjadi Linkin Park. Nama itu diambil Chester dari nama sebuah taman di Los Angeles, Lincoln Park. Agar bisa mengelola website sendiri, Chester mengubah ejaannya menjadi Linkin Park. Setelah itu, mereka berhasil membeli website linkinpark.com

Hybrid Theory
Linkin Park meluncurkan album pertamanya, "Hybrid Theory", pada tanggal 24 Oktober 2000 dengan singel pertama "One Step Closer". Namun, yang lebih terkenal adalah singel "Crawling" dan "In The End". Lagu ini telah membuat Linkin Park menjadi populer. Penjualan album itu melebihi 15 juta keping. Linkin Park lalu merilis edisi spesial dari Hybrid Theory, dengan 2 lagu baru "High Voltage" dan "My December".

Linkin Park lalu merilis album remix dari Hybrid Theory, "Reanimation". Album ini pun meraih kesuksesan dengan penjualan kira-kira 10 juta kopi. Singelnya, "Pts.Of.Athrty", tidak sepopuler singel di Hybrid Theory, namun cukup terkenal. Linkin Park, melalui Mike Shinoda dan Joseph Hahn, juga sempat bekerja sama dengan band The X-ecutioners dalam pembuatan singel "It's Goin' Down". Linkin Park juga membentuk kelompok fans mereka bernama Linkin Park Underground, serta mulai mengadakan tur sendiri bernama Projekt Revolution, setelah sering diundang ke festival musik.

Meteora
Tanggal 25 Maret 2003, Linkin Park merilis album kedua bertitel "Meteora". Nama tersebut diambil dari nama tempat ibadah di atas puing-puing di Yunani. Album ini juga meraih kesuksesan dengan penjualan kira-kira 11 juta kopi. Singel-singelnya lebih digemari, seperti "Somewhere I Belong", "Numb", "Faint", hingga "Lying From You".

Meteora memenangkan banyak penghargaan. Antara lain Penghargaan MTV kategori "Video Rock Terbaik" untuk lagu "Somewhere I Belong" dan "Penghargaan Pilihan Pemirsa" (Breaking The Habit). Linkin Park juga memenangkan penghargaan lain yaitu "Penghargaan Musik Radio 2004", "Penghargaan Artis Tahun Ini" dan "Penghargaan Lagu Tahun Ini" melalui lagu "Numb". Mesikpun album Meteora tidak sesukses Hybrid Theory album ini masuk 3 besar penjualan album di Amerika Serikat tahun 2003.

Linkin Park juga mengadakan Projekt Revolution Tour ke-2 serta sibuk ikut konser. Di sela-sela waktu itu, Linkin Park berhasil menyelesaikan rekaman album konser mereka, "Live In Texas", yang berisi lagu-lagu saat konser Linkin Park di Texas

Proyek sampingan
Atas permintaan MTV, Linkin Park berkolaborasi dengan Jay Z dalam album "Collision Course". Materi album ini adalah remix dari sebagian lagu-lagu Linkin Park dalam album "Hybrid Theory" dan "Meteora" serta lagu-lagu Jay Z dalam album "Blueprint" serta "The Black Album". Album tersebut dirilis tahun 2004 dan menghasilkan 2 singel, yaitu Numb / Encore yang mendapat penghargaan Grammy kategori "Lagu Rap Terbaik" dan "Kolaborasi Terbaik".

Pada tahun 2005, Linkin Park lebih mengutamakan konser amal. Mereka membantu korban tsunami pada bulan Desember 2004 dalam konser bertajuk Music For Relief. Linkin Park juga membantu mengumpulkan uang untuk korban Badai Katrina tahun 2004. Sementara itu, Mike Shinoda bergabung dengan Fort Minor dalam album "The Rising Tied". Chester Bennington juga punya proyek solo yang dinamai Snow White Tan yang selanjutnya populer dengan nama Dead By Sunrise. Lalu, Linkin Park pergi ke Jepang tahun 2006 untuk mengikuti festival musik populer di Jepang, yaitu Summer Sonic.

Minutes to Midnight
Pada tahun 2006, mereka mulai merekam materi untuk album terbaru Linkin Park, yaitu "Minutes To Midnight". Banyak yang mengkritik Linkin Park karena sering tertunda peluncurannya. Walaupun begitu, Linkin Park menjamin bahwa album tanggal 14 Mei 2007 ini pantas untuk dikoleksi. Menurut Linkin Park, mereka menamai album barunya "Minutes To Midnight" (menit-menit menuju tengah malam) karena adanya isu nuklir di bumi ini yang dapat menghancurkan dunia pada saat tengah malam.

Sebanyak 100 lagu demo telah diciptakan namun hanya 12 yang dimasukkan ke dalam album. Tidak heran kalau album ini direkam selama 14 bulan. Dalam album Minutes To Midnight, unsur musik nu metal kurang kental. Walaupun demikian, album ini tetap digemari. Buktinya adalah album ini terjual hampir sebanyak 625 ribu kopi dalam pekan pertamanya (sebuah rekor dalam tahun 2007). Album studio ketiga ini diproduseri oleh Mike Shinoda dan Rick Rubin, mantan personil Beastie Boys. Singel pertamanya, "What I've Done", sudah mulai diputar di radio pada tanggal 2 April 2007. Minutes To Midnight juga menduduki tangga teratas Billboard. Pada tanggal 20 Agustus 2007, Linkin Park merilis singel keduanya, yaitu "Bleed It Out". Dan, pada bulan Oktober, Linkin Park akan merilis singel "Shadow of the Day".

Lagu "No Roads Left" bisa didapatkan melalui pemesanan lewat iTunes. Sementara lagu "Qwerty" bisa didapatkan di EP berjudul Linkin Park Underground v6.0.

Aliran
Pada awal pembentukannya, Linkin Park beraliran rock. Setelah masuknya seorang DJ atau turntablis bernama Joe Hahn, Linkin Park mengganti alirannya menjadi hip-hop. Namun, pada album Hybrid Theory, Linkin Park mengganti lagi alirannya menjadi nu metal dan rapcore. Demikian juga pada album Meteora, hanya saja Linkin Park juga menambahkan unsur elektronika.

Pada album Minutes To Midnight, segalanya berubah total. Linkin Park benar-benar mengurangi unsur nu metal secara spesifik. Sebagai gantinya, Linkin Park menggunakan aliran alternative rock. Ini jelas sebuah eksperimen mengingat kesuksesan Linkin Park dengan genre nu metal dalam album sebelumnya. Tetapi, ternyata eksperimen itu berhasil.

TinjauanTinjauanTinjauanTinjauanNov 25, '07 7:34 AM
untuk semuanya
Kategori:Musik
JenisRock
Artis:Sum 41
Sum 41 adalah band yang berasal dari Ajax, Ontario, Kanada. Awalnya Sum 41 dibentuk oleh Deryck Whibley (vokal, gitar) dan Steve Jocz (drum) yang merupakan teman semasa SMA. Nama Sum 41 dipilih karena band ini dibentuk 41 hari sebelum musim panas (summer). Anggota ketiga yang masuk adalah Dave Baksh (gitar), dan yang terakhir adalah Jason McCaslin (bass) pada tahun 1999 setelah sempat berganti-ganti pemain bass. Mereka merilis album pertama mereka pada tahun 2000 yang berjudul Half Hour of Power di bawah label Island Record

Sejarah
Manajer pertama mereka adalah Greig Nori, vokalis Treble Charger. Deryck meminta Greig Nori untuk menjadi manajer Sum 41. Greig Nori berpendapat bahwa Deryck adalah seorang anak yang sangat berambisi menjadi bintang rock. Sebagian besar lagu Sum 41 ditulis oleh Deryck, beberapa ditulis oleh Stevo, lagu-lagu yang ditulis Stevo seperti Pain for Pleasure (All Killer No Filler) dan Ma Poubelle (Underclass Hero) biasanya adalah hanya untuk lelucon. Stevo pernah berkata di Exposed, Much Music, tanpa Deryck kita hanya band yang memainkan lagu orang lain.

Pada tahun 2004, Sum 41 mengunjungi Republik Demokratik Kongo di mana terjadi perang saudara yg merupakan inspirasi album keempat mereka, Chuck. Nama Chuck didapat dari Chuck Pelletier, seorang A.U.N yang menyelamatkan hidup mereka ketika mereka di Kongo. Pada 12 Oktober album Chuck dirilis dengan suara yang lebih keras dan tidak ada humor lagi di dalamnya. Single pertamanya "We're All To Blame" yang lebih terdengar metal daripada punk diikuti "Pieces" lagu tenang yang masuk Top Chart di Kanada dan "Some Say" singel yg hanya dirilis di Kanada bersamaan dengan "No Reason" yg videonya hanya ada di US dan Eropa.

Pada bulan Juli tahun 2006, Deryck menikah dengan Avril Lavigne, yang sudah bertunangan satu tahun sebelumnya. Sebelumnya pada tahun yang sama, gitaris Sum 41, Dave mengundurkan diri dari Sum 41. Alasannya adalah karena Dave merasa sudah tidak cocok lagi dengan musik Sum 41. Deryck pernah mengungkapkan bahwa Dave sebenarnya sudah tidak tertarik lagi dengan aliran musik Sum 41 sejak album Does This Look Infected?. Dan akhirnya setelah mendengarkan contoh lagu di album Underclass Hero, Dave memutuskan untuk mengundurkan diri dan membuat band metal yang bernama Brown Brigade.

Cone pun juga mempunyai side-project band yang bernama The Operation M.D. dan beraliran Rock-Garage-Alternative. Cone berdua dengan Todd Morse (H2O, Juliette & The Licks) memang menginkan tidak banyak distorsi di band ini. Band yang berkonsep dokter ini mengeluarkan albumnya pada bulan Februari 2007 yang berjudul "We Have an Emergency" dan hanya dijual di Kanada. Ciri khas The Operation M.D. adalah kacamata bermotif caturnya yang dipakai masing-masing personil yaitu Dr. Dynamite (Cone) dan Dr. Rocco (Todd).

Album kelima mereka keluar tanggal 24 Juli 2007 yang berjudul Underclass Hero. Di album ini mereka kembali ke aliran asal mereka. Mereka mengakui mereka sangat bersemangat dalam pembuatan album ini. Albumnya pun lebih kaya akan suara dan liriknya pun lebih bagus. Saking semangatnya, mereka selalu bilang kalau mereka akan tur kemana-mana.

TinjauanTinjauanTinjauanTinjauanNov 12, '07 2:25 PM
untuk semuanya
Kategori:Musik
JenisLainnya
Artis:Ndiji
Nidji atau The Nidji adalah grup musik yang berkomposisi enam orang asal Jakarta yang terdiri dari Giring (vokal), Rama dan Ariel (guitar), Adrie (drum), Andro (bass) dan Run-D (keyboard).

Nidji merupakan penyempurnaan nama dari kata NIJI yang diambil dari bahasa Jepang yang berarti pelangi. Para personil telah menyukai dan menyetujui konsep dengan nama itu, karena kata Nidji sangat merefleksikan warna musik mereka yang beragam serta berbeda satu sama lain, namun bias membiaskannya dalam satu warna musik.

Konsep musik Nidji adalah modern rock yang memadukan unsur-unsur lain, seperti progresif, funk, alternatif, dan pop. Grup-grup band yang secara tidak langsung mempengaruhi dan menjadi inspirasi terhadap corak musik Nidji, antara lain L'Arc-en-ciel, Coldplay, Goo Goo Dolls, U2, Radiohead, Smashing Pumpkins, The Verve, Dave Matthews, The Killers, Keane, dan sebagainya.

Album pertama Nidji adalah Breakthru'. Album kedua Nidji adalah Breakthru' (English Version). Album ketiganya berjudul Top Up yang telah dirilis pada bulan November 2007

Sejarah Nidji

Sejarah awal terbentuknya band Nidji yaitu dari persahabatan antara Rama dan Andro. Persahabatan mereka berkembang terus dalam dunia musik. Selanjutnya bersama Ariel yang telah bergabung dengan mereka, terciptalah sebuah lagu berjudul "Maria". Namun lagu itu belumlah sempurna dan masih membutuhkan sebuah vokal. Kemudian mereka bertemu dengan Giring yang selanjutnya dapat melengkapi lagu "Maria" dengan mengisi vokal pada lagu tersebut.

Setelah itu, Andro merekomendasikan Adri yang sebelumnya telah sering melakukan jam session bersamanya untuk menempati posisi sebagai drummer. Mereka berempat (Ariel, Andro, Adri dan Giring) lalu menghubungi Rama yang sempat terpisah sebelum terciptanya lagu "Maria" untuk mencoba bermain musik bersama hingga akhirnya menemukan kecocokan visi dan misi.

Pada awal Februari tahun 2002, terbentuklah Nidji dalam formasi awal. Lalu pada awal April tahun 2005, Nidji menambah personilnya sehingga berjumlah enam, yaitu seorang keyboardist bernama Randy yang merupakan sahabat dari Giring, sang vokalis. Gaya 'memetik jambu' Giring saat menyanyi membuat Nidji menjadi band yang unik dan atraktif.

TinjauanTinjauanTinjauanTinjauanNov 7, '07 1:28 PM
untuk semuanya
Kategori:Musik
JenisRock
Artis:Gigi
Grup Band Gigi resmi dibentuk pada tanggal 22 Maret 1994. Pada awalnya Grup Band ini terdiri atas Armand Maulana (vokalis), Thomas Ramdhan (bassis), Dewa Budjana (gitaris), Ronald Fristianto (drummer), dan Baron Arafat (gitaris). Nama "Gigi" sendiri muncul setelah para personilnya tertawa lebar mengomentari nama "Orang Utan" yang nyaris dijadikan nama band ini. Dengan latar belakang musik yang beda-beda, mereka menggabungkannya ke dalam satu musik yang menjadi ciri khas Gigi. Album perdana yang bertema "Angan" dilempar ke pasara dengan dukungan dari Union Artist/Musica. Pada waktu itu Gigi belum membentuk suatu manajemen artis untuk mengelola kegiatan mereka sehingga untuk mempromosikan album perdana itu, mereka merilis dua singel yang sekaligus video klip, yaitu Kuingin dan Angan. Tetapi kedua lagu andalan tersebut tidak banyak mendongkrak angka penjualan. Kurangnya promosi dan tidak adanya pengelolaan manajemen menjadi penyebab utama kegagalan album pertama group musik ini. Akhirnya mereka membentuk Gigi Management supaya mereka jadi lebih profesional. Album kedua "Dunia" terbilang sukses di pasaran. Dengan mengandalkan lagu unggulan pertama "Janji", yang terjual sekitar 400.000 copy serta meraih penghargaan sebagai "Kelompok Musik Terbaik". Pada saat ini manajeman Gigi terjadi keretakan dengan Baron. Video klip lagu andalan kedua "Nirwana" dibuat tanpa adanya Baron. Pada September 1995, Baron secara resmi keluar dari Group Band Gigi. Kemudian diikuti keluarnya Thomas dan Ronald yang bulan November 1996. Akhirnya Grup Band Gigi hanya tinggal berdua saja namun tetap berusaha bertahan dan merekrut Opet Alatas (bassis) dan Budhy Haryono drumer). Formasi baru ini memberi warna baru pada Gigi. Pada tahun 1997 mereka mengeluarkan album keempat yang bertema 2x2 dengan menggandeng sejumlah musisi kondang, lokal dan dunia, Antara lain Billy Sheehan (Mr. Big) yang menyumbang permainan basnya yang dahsyat pada lagu mereka (Cry Baby), dan Indra Lesmana juga ikut menyumbang dalam lagu "Tractor". Lagu andalan "Kurindukan" ternyata kurang direspon masyarakat. Keadaan ini tertolong sama dengan adanya tur 100 kota yang menampilkan duet Indra Lesmana dan Gilang Ramadhan sebagai pembukanya.

Sementara itu Thomas yang baru aja keluar dari rehabilitasi balik ke Jakarta untuk mulai main musik lagi. Thomas bahkan membikin kejutan sewaktu menjadi bintang tamu di konser GIGI "Satu Jam Bersama Gigi" dan konser Gigi di Bandung. Di konser itu dia main di lagu "Janji" dan "Angan". Di konser itu, mereka serasa bernostalgia dengan Thomas. Yang spesialnya lagi, mereka ngebawain satu lagu yang lumayan jarang dibawain, yaitu Hasrat. Pada tanggal 22 Maret 1999 akhirnya Thomas masuk (lagi) ke Group musik Gigi. Tak lama setelah itu Gigi merilis album keenam yang bertema "Baik" pada bulan April 1999. Lagu andalan pertamanya adalah "Hinakah".

TinjauanTinjauanTinjauanTinjauanTinjauanNov 7, '07 1:24 PM
untuk semuanya
Kategori:Musik
JenisRock Alternatif
Artis:Muse
1992-1997) Pembentukkan
Pada tahun 1990-an awal, anggota-anggota Muse memiliki grup musik masing-masing di sekolah mereka. Pembentukkan Muse berawal ketika Matthew Bellamy yang berumur 14 tahun berhasil lulus audisi untuk masuk grup Dominic Howard. Ketika bassis mereka memutuskan untuk keluar, mereka meminta teman baik mereka, Chris Wolstenholme, untuk bergabung dan mempelajari gitar bass. Chris sempat menolak, tapi akhirnya memutuskan untuk bergabung. Band baru ini sempat banyak berganti nama, antara lain Gothic Plague, Carnage Mayhem, Fixed Penalty, dan Rocket Baby Dolls, sampai akhirnya menggunakan nama Muse yang dikenal sekarang. Urutan kronologis pergantian nama band ini tidak jelas, karena Muse memberikan informasi yang tidak konsisten pada wawancara-wawancara mereka.

Pada tahun 1994, masih dengan nama band Rocket Baby Dolls dan dengan gaya gothic/glam, mereka memenangkan kompetisi battle of the bands lokal. Dan tak lama setelah ini, mereka mengganti nama menjadi Muse, dan mulai tampil di club-club seperti Cavern di Exeter.


[sunting] (1998-2000) Breakthrough
Setelah beberapa tahun membangun komunitas penggemar, Muse memainkan konser-konser pertama mereka di London dan Manchester. Band ini lalu bertemu dengan Dennis Mills, pemilik studio rekaman Sawmills, yang bermarkas di Cornwall, Inggris.

Pertemuan ini akhirnya dilanjutkan dengan rekaman resmi pertama Muse, yaitu E.P. self-titled (berjudulkan nama band) yang menggunakan label inhouse Sawmills, Dangerous. Lalu E.P. ke-2 mereka, Muscle Museum, mendapat perhatian dari jurnalis musik Inggris yang berpengaruh, Steve Lamacq, serta majalah musik mingguan Inggris, NME. Dennis Mills lalu membantu membangun perusahaan music Taste Media, yang dibuat khusus untuk Muse (Muse menggunakan label ini untuk 3 album pertama mereka). Ini merupakan hal yang sangat menguntungkan untuk Muse, karena mereka dapat mempertahankan keunikan musik mereka pada awal karir mereka.

Walaupun E.P. ke-2 mereka sukses dan mendapat pengakuan, banyak perusahaan rekaman Inggris yang enggan mendukung Muse, dan banyak orang di industri musik menganggap musik Muse terlalu mirip dengan Radiohead. Namun, perusahaan Amerika Serikat Maverick Records merealisasikan Muse tampil beberapa kali di Amerika Serikat, dan kemudian mengontrak mereka pada tahun 1998. Sepulangnya dari Amerika, Taste Media mendapatkan kontrak untuk Muse di perusahaan-perusahaan rekaman di Eropa dan Australia. John Leckie, yang menjadi produser album untuk Radiohead, Stone Roses, "Weird Al" Yankovic dan The Verve, dijadikan produser album pertama Muse, Showbiz.

Peluncuran album ini diikuti dengan penampilan pendukung pada tur band Foo Fighters dan Red Hot Chili Peppers di Amerika Serikat. Pada tahun 1999 dan 2000 Muse bermain pada festival-festival musik besar di Eropa, serta tampil juga di Australia, dan mengumpulkan banyak penggemar baru di Eropa Barat.
(2001-2002) Awal ketenaran
Album ke-2 mereka, Origin of Symmetry, dengan Leckie sebagai produser juga, berisi musik yang lebih berat dan gelap, dengan suara bass Wolstenholme, yang berat dan terdistorsi. Dan lagu-lagu seperti Space Dementia yang menggunakan teknik klasik, yang terinspirasikan oleh Rachmaninoff.

Muse bereksperimen dengan alat-alat musik yang tidak lazim dipakai, seperti organ gereja, Mellotron, dan peralatan drum yang diperlengkap. Muse lebih banyak memakai suara tinggi Bellamy, dengan alunan arpeggio gitar, dan piano yang terdengar jelas, yang terinspirasi dari gerakan Romantisme, khususnya musikus Rusia Sergei Rachmaninov dan Tchaikovsky. Selain itu, terdengar juga unsur-unsur musik minimalis seperti Philip Glass. Album ini juga menyertakan daur ulang lagu Feeling Good, yang aslinya dibuat oleh Anthony Newley dan Leslie Bricusse.

Secara umum, eksentriknya gaya musik rock Muse terlihat mirip musik band Queen pada tahun 1970-an.[1]

Album ini mungkin bakal membuat Muse semakin terkenal di Amerika Serikat, tapi Maverick tidak setuju dengan gaya vokal Bellamy (yang dianggap tidak cocok untuk radio), dan meminta Muse untuk merubah beberapa lagu mereka untuk dirilis di Amerika. Muse, yang meresa terhina, menolak dan meninggalkan perusahaan rekaman Maverick, yang mengakibatkan tidak dirilisnya album Origin of Symmetry ini di Amerika (album ini akhirnya dirilis disana pada 20 September 2005).

Setelah album ini, Muse merilis Hullabaloo Soundtrack, DVD yang berisi penampilan mereka di Le Zenith di Paris pada tahun 2001. Lalu secara bersamaan, mereka merilis album ganda yang berisi B-side dan rekaman dari penampilan di Le Zenith. Kemudian album ganda berisi single-single A-side juga dirilis, dengan dua lagu baru, yaitu In Your World dan Dead Star, yang berbeda dengan gaya opera lagu-lagu lain pada Origin of Symmetry.

Pada edisi Februari 2006 majalah Q Magazine, album Origin of Symmetry ditempatkan pada urutan 74 dari 100 album terbaik sepanjang masa menurut penggemar.

TinjauanTinjauanTinjauanTinjauanTinjauanAug 21, '07 9:14 AM
untuk semuanya
Kategori:Musik
JenisRock Alternatif
Artis:Arctic monkeys
Arctic Monkeys merupakan salah satu band yang memiliki peranan penting bagi kembalinya era kejayaan alternative rock Britania pada beberapa tahun belakangan ini. Kini kisah perjalanan mereka sudah tidak asing lagi. Kisah seorang Alex Turner, anak pasangan guru sekolah asal High Green, dekat Sheffield, yang membentuk band tersebut pada tahun 2002 bersama beberapa teman sekolahnya yaitu James Cook (gitar), Matt Helders (drums), dan Andy Nicholson (bass).
Tetapi anak-anak muda di Arctic Monkeys tidak terlalu khawatir akan penjualan rekaman mereka. Juga akan rekaman demo yang kerap mereka bagi ke teman-teman dan juga para penggemar di saat pertunjukkan yang lalu dengan aktifnya disebar antar mereka di dunia maya. Gaung mereka tumbuh secara alami, dan pada saat band tersebut digaet Domino Records pada bulan Juni 2005, lagu-lagu andalan mereka seperti “I Bet You Look Good on the Dancefloor”, “When the Sun Goes Down”, “Mardy Bum”, dan “A Certain Romance” menjadi lagu kebangsaan banyak orang.

Publik penikmat musik dikagetkan oleh kekuatan lagu-lagu mereka, yang diujung tombaki oleh lirik-lirik realisme sosial yang nyeleneh dari Alex Turner, dan juga kuatnya intensitas pertunjukkan-pertunjukkan live mereka. Ketika akhirnya dirilis pada bulan Januari 2006, debut album mereka Whatever People Say I Am, That’s What I’m Not langsung meledak. Menelurkan dua single nomor wahid dan juga menjadi rekaman debut dengan penjualan tercepat dalam sejarah tangga rekaman Britania Raya. Album tersebut dengan mudahnya memuncaki polling-polling akhir tahun di berbagai macam media cetak ternama seperti NME. The Guardian, hingga The Sun. Dan sebagai puncaknya, pada bulan Februari 2007 mereka meraih dua Brit Award.

Setelah itu mereka mengurung diri dari dunia luar untuk mencoba konsentrasi pada album kedua yang akan mereka rekam di London. Pengalaman tersebut membawa mereka merengkuh alur kota tersebut, berjalan-jalan, menjalani hidup, dan bahkan sedikit berpesta. “Saya pikir anda benar-benar dapat mendengarnya pada suara snare drum saya!” canda Matt Helders yang ternyata memang tidak bisa berbohong untuk hal itu.

Perubahan besar lainnya dalam kerangka Arctic Monkeys adalah hadirnya seorang teman lama yang bernama Nick O’Malley sebagai pemain bass. O’Malley bergabung sejak pertengahan tahun lalu untuk menggantikan Andy Nicholson. “Saya mengenal mereka semua sejak saya berumur 10 tahun,” ujar Nick tentang teman-teman di band barunya. “Kami semua tinggal di daerah yang sama, jadi itu tidaklah seperti memasuki sebuah band yang tak saya kenal sama sekali. Sangatlah menyenangkan!”

Favourite Worst Nightmare adalah aksi kedua dalam kisah Arctic Monkeys. Sebuah perjalanan super cepat penuh warna melalui musik punk yang gila dan juga irama kepahlawanan lantai dansa yang penuh gitar. Begitu cepat dan benar-benar keras. Sebuah keriuhan brilian yang menjadi bukti bahwa Arctic Monkeys tidak hanya menawarkan lagu-lagu pop belaka. Setidaknya secara musical ia meneruskan lagu-lagu terakhir yang mereka karang untuk album Whatever…; “View from the Afternoon,” “From the Ritz to the Rubble,” dan “Vampires.” Konsep akan sebuah rekaman yang cepat dan menghentak selalu menjadi bagian dari rencana. Mereka memang memiliki lagu-lagu yang lambat, tetapi sebagaimana yang Alex Turner jelaskan,”Lagu-lagu tersebut kurang asik untuk dibawakan. Maka kami lebih memilih mengerjakan lagu-lagu yang memang asik. Kami tidak terlalu ingin lagu-lagu kami menunjukkan ‘kedewasaan’.”

TinjauanTinjauanTinjauanTinjauanAug 19, '07 1:43 PM
untuk semuanya
Kategori:Musik
JenisRock
Artis:Wolfmother
Serasa kembali ke tahun 70an. Di antara (masih) bertebarannya emo punk rock band, kemunculan Wolfmother terasa memberi kesegaran di tengah hiruk pikuknya dunia musik. Suatu langkah yang sangat berani dan berkarakter yang diambil oleh trio Andrew Stockdale, Chris Ross, dan Myles Heskett, muncul di antara maraknya bermunculan band emo dan shoegaze.
Band asal Sydney ini nampaknya memang sangat terpengaruh oleh Led Zeppelin, The Who, dan Deep Purple. Seperti misalnya pada lagu Dimension yang sekaligus juga menjadi pembuka album ini, part gitarnya mengingatkan akan masa kejayaan Led Zeppelin, sedangkan gaya bernyanyi Andrew Stockdale sedikit mengingatkan akan Ozzy Osbourne. Part gitar a la Led Zeppelin tersebut juga mewarnai lagu White Unicorn dan Woman. Lagu Woman sendiri dinominasikan sebagai best hard rock performance di ajang Grammy Award 2007. Tidak melulu terjebak di area rock, mereka memasukkan unsur funk ke dalam lagu Love Train. Wolfmother juga mengeluarkan taste grunge mereka ke dalam lagu Minds Eye, terdengar dari permainan gitarnya terutama, di situ ada pula permainan keyboard yang lumayan membuat segar. Nampaknya mereka memang suka menyelipkan beberapa instrumen yang kurang lazim dipakai musisi rock, misalnya pemakaian flute pada lagu Withcraft. Lagu – lagunya memang banyak mengingatkan akan lagu – lagu musisi rock jaman dulu, tapi lucunya ketika mendengar lagu Pyramid dan Joker and The Thief, mengingatkan saya akan The S.I.G.I.T, band rock n roll asal Bandung, otomatis langsung teringat akan lagu Soul Sister, terutama dari gebukan drumnya dan melodi gitarnya. Ya ga heran sih, mereka memang bermain di roots yang sama.
Di album ini, Wolfmother kental sekali nuansa blues dan neo progresifnya, perhatikan saja permainan gitar dan rolling drumnya, jangan lupakan cabikan bassnya, itu yang mengentalkan bluesnya. Saya acung jempol untuk semua permainan instrumennya, baik itu gitar, bas, maupun drumnya. Ga heran kalau mereka bertiga mendapat penghargaan sebagai best lead guitarist, best bass guitarist, dan best drummer di ajang Jack Award. Permainan mereka sangat berkarakter, walau mungkin tidak bisa dilepaskan dari kemiripan dengan musisi – musisi rock senior. Tapi kemiripan mereka tidak lantas menjadikan mereka pengekor belaka, karena terbukti mereka memang memiliki skill dan pengaruh musisi senior itulah yang menguatkan karakter mereka.

TinjauanTinjauanTinjauanTinjauanAug 18, '07 9:07 AM
untuk semuanya
Kategori:Musik
JenisRock
Artis:Jagostu
Band ini didirikan Eross dan Brian pentolannya Sheila On 7 bersama cabutan dari beberapa personil band - band Jogja lainnya, diantaranya ada Alam (bass) dia ini basisnya “candles” dan “i hate mondayz” band yang pernah ngetop dengan lagunya “lebah”, trus ada Helmi (vokal) dia ini vokalisnya “Zen” band yang mewakili Jogja di ajang Dream Band 2005. Band yang didirikan pada agustus 2006 lalu ini sepertinya dalam waktu dekat bakalan ngeluarin singlenya “ampun DJ”. Udah denger lagunya sih beberapa bulan yang lalu…walaupun tetap masih sangat terasa sheilanya, tapi di Jagostu, Eross dkk terdengar lebih nakal, dan terdengar lebih bebas bereksplorasi. Emang belum satu album dengerin sih, tapi aku yakin Jagostu ini bakalan lumayan happening di kota - kota besar, tapi tidak di kota - kota kecil. Kenapa hanya dikota - kota besar? karena musik yang akan mereka tawarkan pasti terdenger aneh di kuping - kuping orang - orang yang kurang suka dengerin musik - musik luar macam Franz Ferdinand, The Strokes, atau Beastie Boys. Jelas band ini menjadi sebuah alter egonya dari seorang Eross. Di band ini dia bakal mengeluarkan semua emosi dan bakat terpendam yang tidak bisa dia keluarkan di Sheila.
Patut untuk ditunggu!!! Semoga bisa disandingkan dengan band alter egonya Dhani dulu..Ahmad Band (not Dewa!!!i don’t like dewa now!!!)Band ini didirikan Eross dan Brian pentolannya Sheila On 7 bersama cabutan dari beberapa personil band - band Jogja lainnya, diantaranya ada Alam (bass) dia ini basisnya “candles” dan “i hate mondayz” band yang pernah ngetop dengan lagunya “lebah”, trus ada Helmi (vokal) dia ini vokalisnya “Zen” band yang mewakili Jogja di ajang Dream Band 2005. Band yang didirikan pada agustus 2006 lalu ini sepertinya dalam waktu dekat bakalan ngeluarin singlenya “ampun DJ”. Udah denger lagunya sih beberapa bulan yang lalu…walaupun tetap masih sangat terasa sheilanya, tapi di Jagostu, Eross dkk terdengar lebih nakal, dan terdengar lebih bebas bereksplorasi. Emang belum satu album dengerin sih, tapi aku yakin Jagostu ini bakalan lumayan happening di kota - kota besar, tapi tidak di kota - kota kecil. Kenapa hanya dikota - kota besar? karena musik yang akan mereka tawarkan pasti terdenger aneh di kuping - kuping orang - orang yang kurang suka dengerin musik - musik luar macam Franz Ferdinand, The Strokes, atau Beastie Boys. Jelas band ini menjadi sebuah alter egonya dari seorang Eross. Di band ini dia bakal mengeluarkan semua emosi dan bakat terpendam yang tidak bisa dia keluarkan di Sheila.
Patut untuk ditunggu!!! Semoga bisa disandingkan dengan band alter egonya Dhani dulu..Ahmad Band (not Dewa!!!i don’t like dewa now!!!)


TinjauanTinjauanTinjauanTinjauanTinjauanAug 16, '07 6:54 AM
untuk semuanya
Kategori:Musik
JenisRock
Artis:SLANK
SEBAGAI SATU supergrup di Indonesia, nama SLANK susah dicari pembandingnya. Jenjang karirnya yang sudah menembus kisaran 20 tahunan dan masih produktif merilis album, menjadikan band yang bermarkas di Gang Potlot Pasar Minggu ini legenda hidup yang bertahan.

Banyak yang berpendapat, seharusnya SLANK bisa menembus level lebih dibanding sekarang. Kalau level nasional, SLANK bisa dibilang ’seng ada lawan’ lagi. Lalu, mengapa mereka tidak segera menembus deretan internasional?

Mungkin kabar dan informasi yang redaksi DJARUM-SUPER.com terima ini, bisa jadi kabar gembira untuk slankers di Indonesia. Slank sudah siap untuk membuat album internasinaol. Rencananya, mereka bakal berangkat ke Amerika Serikat dan merekam album berbahasa Inggris disana.

Menariknya, Slank bakal diproduseri oleh Blues Saraceno. Siapa dia? Blues Saraceno adalah gitaris,komposer sekaligus produser yang punya 3 album solo "Never Look Back"(1989), "Plaid" (1992)dan "Hairpick" (1994). Dia juga pernah menggantikan gitaris Ritchie Kotzen di grup Poison.

Saraceno juga banyak mengisi lead gitar pada berbagai album rock dan pop seperti Taylor Dayne, Cher, Lindsay Price, Scott Caan, Anthony Michael Hall, Randy Coven, Dweezil Zappa, Ziggy Marley, Melissa Etheridge dan banyak lagi.

Tentu bukan kebetulan kalau Saraceno memilih menjadi produser band sekelas Slank. Jadi, kalau kerjasama itu sukses, Slank bakal jadi band internasional. semoga bukan sekedar gembar-gembor...[joko/foto: istimewa]

TinjauanTinjauanTinjauanAug 16, '07 6:50 AM
untuk semuanya
Kategori:Musik
JenisLainnya
Artis:Tahta

NYARIS TAK terduga! TAHTA, band asal Bandung berhasil menjadi Ikon Indonesia 2007 dalam perhelatan Ikon Award yang sudah digelar sejak Juli lalu. Dari hasil SMS yang masuk, band ini berhasil mengungguli Garasi, Samsons, Seurieus, Kangen Band, Funky Kopral, Kapten, St Loco, theRain dan Shanou.

Kemenangan TAHTA ini termasuk mengejutkan, karena band yang berawak Phewe [vokal], Obbie [gitar], Ihsan [bass], Nasa [gitar], Teo [keyboard] dan Mahe [drum] sebenarnya tidak terlalu diunggulkan menang, karena ada beberapa band yang sedang berkibar seperti Kangen Band dan Samsons. Tapi ternyata dalam final Indonesia, TAHTA berhasil mempertahankan keunggulan SMS yang sudah diraihnya selama beberapa minggu.

TAHTA sendiri sebenarnya terhitung band baru. Mereka baru merilis album ’TEMPAT YANG PALING INDAH’ yang meljitkan hits ’Aku Masih Disini’ dan ’Tempat Yang Paling Terindah’. Sebagai band baru, sebenarnya mereka bukan termasuk band fenomenal, karena pergerakannya biasa-biasa saja. Tapi ternyata SMS membuktikan, TAHTA akhirnya jadi Ikon Indonesia. Apakah mereka bakal menjadi IKON ASEAN 2007? Kenapa tidak, finalnya bakal digelar 12 Agustus 2007 di Malaysia. [joko/foto: istimewa]
TinjauanTinjauanTinjauanTinjauanTinjauanAug 14, '07 2:42 PM
untuk semuanya
Kategori:Musik
JenisRock
Artis:My Chemical Romance
Sebenarnya, merunut sejarah band bernama MY CHEMICAL ROMANCE [atau bisa juga disebut My Chem atau MCR] berarti kita bicara pengalaman pahit yang dilihat langsung oleh vokalisnya, Gerrard Way. Gerrard adalah salah satu saksi hidup ketika teroris meruntuhkan World Trade Center, 11 September 2001 silam. Rasa marah, kesal, gelisah, sedih dan resahnya kemudian dituangkan dalam lagu berjudul Skylines and Turntiles. Lagu itu juga menjadi semacam opening band yang akhirnya dibentuk oleh Gerrard Way bareng Matt ‘Otter’ Pellisier [drummer pertama yang sudah cabut].

Nama band sendiri diusulkan oleh basis Mike Way ketika membaca buku berjudul Ectassy: Three Tales of Chemical Romance, tulisan Irvine Welsh. Kini band yang diawaki juga oleh Bob Byar [drum], Frank Lero [rhythm gitar], Ray Toro [lead gitar] menjelma menjadi salah satu band papan atas di ranah rock. Mereka terbentuk September tahun 2001 di New Jersey.

MCR “nyaris” identik dengan musik yang berhubungan dengan kematian, horror dan kegelapan. Sebuah pilihan yang dari awal memang sudah mereka tonjolkan. Imej inilah yang MCR bentuk dari awal berdirinya, meski kemudian banyak kritikus musik ya menggolongkan mereka secara perlahan-lahan masuk dalam ranah emo. Tudingan sebagai “anak-anak emo” ini pernah secara kasar dilontarkan oleh band Inggris Kasabian yang menyebut MCR dengan “clowns” atau “emo kids”. Entah mengapa, Kasabian menyebut MCR sebagai satu band yang tidak punya sesuatu yang positif untuk dikatakan. Alamak, segitunya….

MCR juga pernah membatalkan beberapa konser lantaran ketika sedang menggarap video klip ‘Welcome to The Black Parade’ dan ‘Famous Last Words’ [bakal jadi single ke-2] yang digarap oleh Sam Bayer [pernah menggarap klip sukses Nirvana ‘Smells Like Teen Spirit’ dan American Idiot-nya Green Day]. Gara-garanya adalah Gerard Way cedera engkel sementara Bob Byar harus dirawat di rumah sakit karena infeksi. Untung saja dua kip yang sedang digarap sudah selesai.

MCR juga memilih menjadi band dengan basis massa ‘bawah tanah’ atau kelompok akar rumput [grassroots]. Mereka punya fans yang siap “mencaci-maki” habis-habisan dalam forum yang mereka bikin, termasuk di situs resmi mereka. Sisi positifnya adalah, MCR menolak segala atribut yang biasanya dilekatkan pada band, seperti ‘sex icon’ dan sebagainya. Fans membuat mereka menjadi “diri mereka sendiri”.

Album ketiga [yang major label] mereka The Black Parade menempatkan mereka pada tataran papan atas band pengusung alternative rock. Banyak kritikus yang menempatkan album ini sebagai ‘album paling ditunggu’ 2006. Single ‘Welcome to The Black Parade’ menjadi anthem yang wajib diputar [dan dinyanyikan]. Keberanian mempertahankan ciri “gelapnya” menjadikan My Chemical Romance sebagai ‘most wanted band’ terkini. [joko.moer]

TinjauanTinjauanTinjauanTinjauanAug 14, '07 9:43 AM
untuk semuanya
Kategori:Musik
JenisRock
Artis:The Brandals
The Brandals, sekelompok musisi yang mengusung keranda rock. Jika boleh diklasifikasikan kedalam sebuah kategori rock, maka mereka berpijak di era 60’s dan 70’s. Hingar-bingar yang dahulu digeber kelompok band ternama pada masa itu diantaranya Rolling Stones dan Sex Pistols kini bisa dinikmati kembali dalam versi pribumi lewat singel singel yang dibawakan The Brandals

Komposisi personilnya terdiri dari Eka (vokal), Rully (drum), Bayu (gitar), Tonny (gitar) dan Doddy (bas). The Brandals sendiri telah menetaskan dua album, dan yang terakhir di rilis adalah Audio Imperialist. Terdiri dari 14 singel cadas dan pedas yang siap membius pikiran realis anda.

The Brandals berhikayat tentang dominasi sistem, ketidakadilan sistem, arus kehidupan kelas urban yang penuh dengan tantangan dan pertentangan sosial yang lahir dari keanekaragaman adatistiadat dan budaya masyarakat pribumi.

Butuh sebuah idealisme untuk memahami konsep dari lirik The Brandals. Begitu mendengar nama The Brandals mungkin pikiran akan melintasi dua fase yaitu “bengal dan berandalan”. Nah, disinilah letak keunikan dari The Brandals itu sendiri, sebab isi dari teriakan lirik mereka juga bercerita tentang ketidakadilan realistis yang destruktif. Buka mata dan hati untuk memahami nilai dari manusia nyata-nyata tidak pada label atau nama, melainkan seberapa dalam sisi kemanusiaan manusia itu sendiri. Mungkin banyak hal yang ingin di sampaikan The Brandals, sekumpulan anak muda yang melawan tirani lewat lirik (lirik lagu The Brandals bisa anda lihat di kategori Lyrics) dan melodi

 

ladiesman © 2011 Design by Best Blogger Templates | Sponsored by HD Wallpapers